top of page

Review Film : Terminator : Dark Fate (2019)





GoldenQQ - Film aksi klasik Terminator kembali dibangkitkan oleh Tim Miller dan James Cameron. Berjudul Terminator: Dark Fate, film yang tayang mulai 30 Oktober di Indonesia ini bisa dibilang sebagai sekuel Terminator 2: The Judgement Day (1991), film dari waralaba besar sepanjang masa.


Menceritakan Terminator baru, Rev-9 (Gabriel Luna) yang dikirim dari masa depan untuk memburu Dani Ramos (Natalia Reyes), calon pejuang wanita. Dalam waktu yang bersamaan pula, Grace (Mackenzie Davis), berusaha melindungi Dani untuk menyelamatkan masa depan.

Kembali dihadirkan oleh Linda Hamilton sebagai Sarah Connor dan Arnold Schwarzenegger sebagai Terminator, film ini digadang menjadi pembuka masa depan baru bagi waralaba.


Ketika sekuel ini dikabarkan selesai syuting dan menghadirkan para pemain lama, banyak penggemar yang antusias. Apalagi saat trailer perdananya rilis dan membawa nama James Cameron sebagai penulis dan Tim Miller sebagai sutradara. Lalu, bagaimana hasilnya?


Harus diakui, film ini enggak memiliki kelebihan artistik dan enggak orisinal dalam hal skenario, karakter, atau visual. Unsur tersebut memberi alasan mengapa film Terminator: Dark Fate kurang memiliki kedalaman, ketegangan, dan suasana emosional.


Pembukaan film yang terasa sia-sia dan ofensif membuang mitologi Terminator yang telah dibangun sebelumnya. Ditambah, pengulangan formula dan efek digital bikin plot Terminator: Dark Fate terlihat akrab pada film-film Terminator sebelumnya atau film post-apocalypse lainnya.


Dicampur dengan humor timpang dan cheesy, juga plot twist yang nanggung, bikin film ini terasa konyol. Salah satunya yang mengganjal, yakni jika Dani adalah penyelamat manusia yang mengalahkan Legiun, mengapa mereka enggak memburu ibunya agar Dani enggak lahir ke dunia?


Bisa dibilang, waralaba ini perlu di akhiri karena enggak lebih baik dari sekuelnya atau seri Terminator lainnya. Entah, jika memang Terminator: Dark Fate adalah harapan baru bagi waralaba seperti rencana Cameron memetakan trilogi baru, rasanya perlu ditinjau lebih dalam.


Para Bintang Cukup Menyelamatkan


Untungnya, film Terminator: Dark Fate masih menarik disimak karena akting para pemainnya. Memang, enggak menyempurnakan kekurangan atau menyelamatkan cerita secara keseluruhan. Akan tetapi, mereka yang membuat nyawa Terminator masih ada, terutama pada pemain lama.


Bisa jadi karena sang sutradara atau pemangku waralaba masih ingin melanjutkan petualangan, sehingga film produksi Paramount Pictures ini enggak dibuat klimaks alias akhir dari waralaba. Padahal, jika Terminator: Dark Fate dibuat seperti Rambo: The Last Blood, bisa jadi akan lebih dramatis.



Kembalinya Linda Hamilton dan Arnold Schwarzenegger cukup memberikan nostalgia penggemar. Apalagi, pertemuan Sarah Connor dan Carl yang love-hate relationship. Meski cheesy, cukup jadi hiburan.


Lalu, Mackenzie Davis sebagai Grace bisa melakukan penggambaran yang dapat dipercaya sebagai manusia hybrid cyborg. Duetnya bersama dengan Natalia Reyes sebagai Dani pun memiliki potensi jika dilanjutkan.


Kemudian, ada Gabriel Luna tampil luar biasa ngeselinnya karena mengingatkan penonton pada T-1000 karya Robert Patrick yang enggak berperasaan. Ya, bisa dibilang, para pemain melakukan segala yang mungkin untuk membuat waralaba ini tetap ada.


Visual dan Efek Digital yang Familiar


Mengingat filmnya udah ada enam, visualnya enggak beda jauh. Pemandangan dunia yang hancur, gelap, dan mengerikan secara enggak langsung mengingatkan soal masa depan jika robot AI berkuasa.


Hanya Terminator yang bisa bikin infrastruktur negara hancur tanpa pemberitaan. Hal ini juga menegaskan bahwa film keenam Terminator ini mengeluarkan budget yang enggak sedikit. Scoring yang terlalu kencang dan didominasi suara besi membuat film berdurasi 128 menit ini terasa datar.


Tontonlah film Terminator: Dark Fate jika kalian adalah penggemar film ini dan enggak ingin ketinggalan. Jika kalian penggemar film aksi berlatar post-apocalypse, tontonlah tanpa memiliki ekpektasi apapun.







6 tampilan0 komentar

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page