top of page
Gambar penulisGoldenQQ

Review Film : Annabelle Comes Home

Diperbarui: 12 Okt 2019


GoldenQQ - Dengan mengecualikan film-film saga solo superhero Marvel dari lini MCU (yang memang sudah dirintis menjadi bagian lingkup besar franchise saling berkaitan satu sama lain dalam Avengers), tidak banyak kisah spin-off (standalone) yang sukses menjelma menjadi saga tersendiri, hingga mampu menghasilkan kisah sekuelnya. Dan, Annabelle adalah salah satunya.


Pertama muncul sebagai ajang pembuka sekaligus perkenalan ke dunia gaib yang digeluti pasangan paranormal penyelidik Ed dan Lorraine Warren di The Conjuring, sosok boneka berwujud seram ini kemudian mendapatkan filmnya sendiri. Meski kala itu film spin-off pertamanya kurang menuai hasil yang menggembirakan, kisah sekuelnya yang mengusung judul tambahan Creation mampu membalikkan kekecewaan, dengan tidak hanya sekadar meneruskan asa seri spin-off pertama dari Conjuring universe ini, namun, diamini banyak fans maupun pengamat perfilman sebagai salah satu kisah sekuel terbaik yang muncul dalam kurun waktu satu dekade terakhir ini.


Maka, tidak heran jika kemudian lampu hijau untuk film babak ketiganya diberikan. Seakan tidak mau berhenti membuat kejutan, otak di balik Conjuring universe, yakni James Wan menghadirkan premis kisah yang membuat antusias kalangan penyuka horor khususnya yang mengikuti saga franchise horor yang digagasnya itu. Pasalnya, film babak ketiga Annabelle yang mengusung judul Annabelle Comes Home ini akan bersinggungan dengan pasangan Ed dan Lorraine Warren yang dimainkan Patrick Wilson dan Vera Farmiga, para protagonis dari seri The Conjuring, sekaligus menjadikan film sekuel kedua Annabelle ini kental dengan nuansa The Conjuring.



Ditulis dan dibidani oleh Gary Dauberman, melanjutkan apa yang sudah dipaparkan di The Conjuring, satu tahun setelahnya, Annabelle yang masih disimpan dalam lemari kaca di antara benda-benda mistis lainnya dalam ruangan khusus di rumah keluarga Warren, mendatangkan teror saat seorang gadis remaja yang merupakan sahabat karib pengasuh Judy; putri tunggal pasangan Warren yang penasaran dengan koleksi benda mistis dan reputasi ruang penyimpanan Warren, masuk ke ruang angker yang sebenarnya terlarang itu.


Menghadirkan storyline yang kental dengan karakteristik cinematic universe, apa yang dihadirkan Dauberman ini sedikit banyak mirip dengan apa yang sudah diterapkan MCU di Captain America: Civil War. Hal ini dikarenakan babak baru Annabelle ini lebih mendekati babak kisah The Conjuring, dengan setting utama rumah kediaman Warren dan kehadiran dua protagonisnya yang familier. Menariknya, Dauberman beserta timnya berusaha tidak terjebak dalam pola repetitif, karena fokus utama kali ini adalah Judy Warren, yang dalam dua babak Conjuring hanya mendapatkan sorotan kecil, sementara Ed dan Lorraine diceritakan tengah dalam misi lain dan sekadar tokoh sampingan saja.


Dengan pilihan fokus utama ini dan mengedepankan empat tokoh karakter remaja sebagai amunisi utama, wajah installment ketiga Annabelle ini kembali berubah dari babak sebelumnya. Dan, meski secara formula penceritaannya masih sama: pacing yang lambat dan nuansa ketegangan yang sengaja dibangun perlahan sebelum ‘diledakkan’ mendekati klimaksnya, sajiannya mampu memerlihatkan dimensi baru lagi dalam Conjuring Universe. Sebagaimana kepingan lainnya, salah satu penarik simpati bagi fans saga ini adalah terselip banyak keterkaitan, baik itu menyangkut babak-babak sebelumnya hingga ke persiapan untuk proyek potensial ke depannya maupun para karakternya. Bahkan, berani taruhan tidak sedikit yang menyusun spekulasi di benaknya, tentang proyek apalagi yang nantinya mendapat lampu hijau.


Adapun kekurangan dari film ini adalah sejatinya apa yang disajikan di sini seperti sudah disinggung sebelumnya sebagian besar sama, sehingga bagi yang sudah mengikuti saga ini pasti sudah bisa memerkirakan dan mengukur apa yang diharapkan dari film ini. Pun juga dengan kadar jump scarenya yang tidak setinggi installment-installment pendahulunya.  Sungguhpun demikian, walaupun lebih generik, Dauberman tetap bisa dikatakan berhasil melakoni debut penyutradaraannya ini dengan performa yang masih melegakan dan menyenangkan bagi fans setia franchise ini.


Review By Paulus Ladiarsa






6 tampilan0 komentar

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page